RLI, Cikarang – Dalam instalasi listrik rumah atau bangunan, kabel memiliki peran penting sebagai jalur penghantar arus. Namun, di balik fungsi utamanya, kabel juga bisa menjadi sumber risiko jika instalasinya tidak tepat atau kondisi kabel telah rusak. Salah satu risiko yang sering dianggap sepele tetapi dapat sangat berbahaya adalah tersetrum listrik.
Kenapa Bisa Tersetrum?
Tersetrum terjadi ketika tubuh manusia menjadi bagian dari jalur arus listrik. Tubuh kita merupakan penghantar yang cukup baik, sehingga ketika kulit menyentuh kabel yang terkelupas atau perangkat listrik yang mengalami bocor arus dan menyebabkan tubuh tersetrum. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal:
Isolasi kabel yang retak atau terkelupas akibat usia, gigitan tikus, gesekan, atau kualitas isolasi yang buruk.
Sambungan kabel yang tidak rapat atau hanya dililit tanpa konektor, sehingga arus mudah “bocor” ke luar.
Instalasi yang tidak sesuai standar, misalnya kabel tidak dilindungi pipa, terjepit pintu, atau berada di area lembap.
Penggunaan kabel yang tidak sesuai kapasitas, sehingga kabel cepat panas dan isolasinya melemah.
Ketika kondisi-kondisi ini terjadi tubuh manusia menjadi lebih mudah menghantarkan listrik. Arus akan mencari jalur dengan hambatan paling rendah, dan sayangnya, tubuh manusia bisa menjadi jalur tersebut. Akibatnya, risiko sengatan listrik meningkat, mulai dari rasa kesetrum ringan hingga cedera serius, tergantung besar kecilnya arus yang mengalir.
Dampak Tersetrum Listrik pada Tubuh
Tersetrum bukanlah hal sepele. Dampaknya bisa berbeda-beda, tergantung besar arus, lama paparan, dan kondisi tubuh. Beberapa efek yang dapat muncul antara lain:
Rasa kaget atau nyeri ringan pada arus rendah.
Otot Kejang jika arus cukup besar.
Luka bakar pada titik masuk dan keluar arus.
Gangguan denyut jantung, termasuk risiko fibrilasi yang bisa berakibat fatal.
Kerusakan organ dalam, terutama jika arus masuk melalui dada dan mengganggu fungsi jantung atau paru.
Itu sebabnya banyak kasus tersetrum yang awalnya terlihat ringan, tetapi ternyata menimbulkan efek lanjutan yang lebih berbahaya.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Keselamatan listrik sebenarnya bisa dijaga dengan langkah-langkah sederhana, terutama dalam hal pemilihan kabel dan instalasinya:
Gunakan kabel yang sesuai standar dan punya insulasi yang kuat, tidak tipis, dan tahan panas.
Perhatikan ukuran kabel (luas penampang) sesuai kebutuhan daya perangkat. Kabel yang terlalu kecil akan cepat panas dan berisiko rusak.
Pastikan instalasi sesuai SOP, termasuk penggunaan pipa listrik (conduit), MCB, dan grounding.
Hindari area lembap, terutama untuk sambungan kabel atau colokan.
Cek kondisi kabel secara berkala, terutama kabel yang sering tertekuk atau berada di area berdebu dan tersembunyi.
Ganti kabel yang mulai getas atau menguning, karena itu merupakan tanda isolasinya melemah.
Kabel mungkin terlihat sederhana, tetapi efek dari kerusakannya bisa sangat besar, termasuk risiko tersetrum yang dapat membahayakan keselamatan. Memahami cara kerja kabel, penyebab kebocoran arus, dan langkah pencegahan menjadi kunci untuk menjaga rumah maupun tempat kerja tetap aman. Instalasi listrik yang rapi, terukur, dan menggunakan material berkualitas bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga keselamatan jangka panjang.
Karena itu, pemilihan kabel dari merek yang teruji dan diproduksi sesuai standar, seperti Kabel Jembo, dapat membantu meminimalkan risiko dan memastikan instalasi tetap stabil dalam jangka panjang. Untuk kebutuhan proyek, bangunan, maupun pergantian kabel di rumah, pastikan selalu menggunakan kabel dari mitra resmi PT Rumah Listrik Indonesia, agar spesifikasi dan kualitasnya terjamin.

