Posts

RLI, Cikarang – Meskipun sekilas bentuknya mirip, MCB dan ELCB memiliki fungsi berbeda. MCB (Miniature Circuit Breaker) melindungi instalasi dari beban lebih dan hubung singkat dengan memutus arus secara otomatis saat terjadi lonjakan arus listrik. Sebaliknya, ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) mendeteksi arus bocor ke tanah dan memutus aliran listrik jika ada kebocoran yang berpotensi membahayakan manusia atau memicu kebakaran.

Fungsi MCB

MCB menjaga agar kabel dan peralatan listrik tidak rusak akibat arus berlebih atau korsleting. Saat arus listrik melebihi batas aman, MCB secara otomatis memutus sirkuit atau jalur arus listrik. Pemutusan ini mencegah kabel menjadi panas berlebih dan percikan api yang bisa menyebabkan kebakaran. Dengan mekanisme ini, MCB melindungi mesin dan peralatan listrik agar tidak rusak serta mengurangi risiko kebakaran akibat gangguan listrik.

Fungsi ELCB

ELCB adalah alat pengaman tambahan yang dirancang terutama untuk keselamatan manusia. Perangkat ini memantau perbedaan arus antara kabel fase dan netral. Sebagai contoh, jika seseorang menyentuh kabel terbuka, arus bocor akan mengalir melalui tubuh orang tersebut. ELCB segera mendeteksi selisih arus ini dan memutus aliran listrik. Dengan cara ini, ELCB mencegah sengatan listrik yang berbahaya. Selain itu, arus bocor yang tidak dikendalikan bisa menimbulkan panas pada instalasi, sehingga ELCB juga membantu mencegah kebakaran lebih dini.

Perbedaan MCB dan ELCB

Perbedaan utama antara MCB dan ELCB adalah jenis gangguan yang dipantau. MCB fokus melindungi sirkuit dari arus lebih atau hubung singkat, sementara ELCB fokus pada kebocoran arus ke bumi yang bisa membahayakan manusia. Dengan demikian, MCB dan ELCB bekerja bersamaan untuk memberikan proteksi ganda pada sistem listrik serta bagi manusia dan peralatan.  Keduanya saling melengkapi sehingga instalasi tetap aman. Dengan menerapkan kedua perangkat ini sesuai standar, risiko kecelakaan listrik dapat diminimalkan di rumah, gedung, maupun pabrik. 

Penerapan ELCB dan MCB sangat penting di berbagai lingkungan, mulai dari rumah, gedung komersial, hingga industri. Di rumah, keduanya menjaga keamanan penghuni dari sengatan listrik dan korsleting, sementara di gedung atau pabrik, sistem ini melindungi peralatan serta pekerja dari risiko arus berlebih dan kebocoran listrik. Namun, perlindungan tidak akan optimal tanpa kabel berkualitas yang mampu menyalurkan arus secara stabil dan aman. Karena itu, pastikan setiap instalasi listrik menggunakan kabel bersertifikat seperti Kabel Jembo, yang bisa kamu dapatkan melalui PT Rumah Listrik Indonesia. Kabel Jembo dikenal memiliki mutu tinggi dan telah digunakan luas untuk kebutuhan rumah, proyek, hingga industri. 

RLI, Cikarang – Tagihan listrik yang terus naik sering bikin pusing. Apalagi kalau di rumah banyak perangkat elektronik yang menyala hampir seharian. Tapi tenang, ada banyak cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menghemat listrik tanpa harus hidup dalam gelap atau kepanasan!

Berikut beberapa tips hemat listrik yang bisa kamu praktikkan di rumah mulai hari ini:

1. Gunakan Lampu Hemat Energi

Mulailah dari hal kecil seperti mengganti lampu biasa dengan lampu LED. Lampu LED mengonsumsi daya jauh lebih kecil tapi memberikan pencahayaan yang sama (bahkan lebih terang). Meski harganya sedikit lebih mahal di awal, umur pakainya bisa 10 kali lebih lama, jadi lebih hemat dalam jangka panjang.

2. Matikan Listrik atau Cabut Colokan Saat Tidak Digunakan

Kebiasaan kecil yang sering diabaikan ini ternyata berdampak besar. Perangkat seperti charger handphone, televisi, atau dispenser akan tetap mengonsumsi listrik meski dalam kondisi standby. Biasakan untuk mencabut kabel setelah digunakan. Selain hemat listrik, langkah ini juga mengurangi risiko korsleting.

3. Pastikan Instalasi Listrik Aman dan Efisien

Usaha menghemat listrik akan terbuang percuma jika instalasi rumahmu boros energi atau berisiko korsleting. Gunakan kabel berkualitas dengan daya hantar tinggi agar tidak ada energi yang terbuang karena resistansi atau hambatan yang muncul saat arus listrik mengalir melalui suatu penghantar (seperti kabel).

4. Gunakan Smart Plug

Sekarang banyak tersedia perangkat smart plug atau stop kontak pintar yang bisa diatur waktunya. Misalnya, kamu bisa atur agar pompa air otomatis mati setelah 10 menit atau lampu taman menyala hanya saat malam hari. 

5. Manfaatkan Cahaya dan Udara Alami

Bukalah jendela dan tirai di pagi hingga sore hari untuk pencahayaan alami. Selain membuat rumah lebih terang dan segar, kamu juga bisa mengurangi penggunaan lampu dan AC. Ventilasi yang baik membuat ruangan tidak pengap tanpa harus menyalakan pendingin ruangan.

6.Gunakan Peralatan Elektronik Dengan Bijak

Mesin cuci, setrika, dan rice cooker termasuk alat dengan konsumsi daya tinggi. Gunakan mesin cuci saat beban penuh, hindari setrika sedikit-sedikit, dan pastikan atur suhu AC pada kisaran 24–26°C, karena setiap penurunan 1°C bisa meningkatkan konsumsi listrik hingga 5%. Dengan penggunaan yang bijak kamu bisa lebih menghemat listrik di rumah.

 

Kabel Berkualitas, Kunci Efisiensi Energi

Tahukah kamu, penggunaan kabel yang tepat tidak hanya penting untuk keselamatan, tapi juga bisa membantu penghematan listrik? Kabel dengan konduktor tembaga murni dan isolasi berkualitas tinggi mampu menyalurkan arus listrik dengan lebih efisien.

Kabel Jembo adalah produk kabel yang sudah berstandar SNI, tahan panas, dan memiliki kualitas penghantar yang stabil. Oleh karena itu, arus listrik tidak banyak terbuang, dan perangkat elektronik pun bekerja lebih optimal.

Sobat bisa memesan langsung melalui PT Rumah Listrik Indonesia (RLI), yang merupakan mitra resmi Jembo yang menyediakan produk original, harga terbaik, dan layanan profesional untuk semua kebutuhan listrik rumah maupun proyek.

Hampir semua orang menggunakan listrik setiap hari. Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa listrik juga dapat mengalami kebocoran. Istilah kebocoran listrik bukan berarti listrik menetes seperti air, melainkan kondisi ketika arus listrik menyimpang dari jalur yang seharusnya. Hal ini biasanya terjadi akibat isolasi kabel yang rusak, sambungan instalasi yang longgar, atau peralatan listrik yang bermasalah. Arus yang keluar dari jalur normal ini tidak hanya menyebabkan pemborosan energi, tetapi juga menimbulkan risiko berbahaya.

Jika kebocoran listrik dibiarkan, dampaknya bisa sangat serius. Peralatan elektronik dapat cepat rusak karena menerima arus yang tidak stabil, tagihan listrik bisa membengkak tanpa alasan jelas, dan yang paling mengkhawatirkan, kebocoran listrik berpotensi memicu percikan api yang dapat berkembang menjadi kebakaran. Selain itu, kebocoran juga bisa menyebabkan sengatan listrik yang berbahaya bagi penghuni rumah.

Oleh karena itu, mengenali dan memeriksa kemungkinan adanya kebocoran listrik merupakan langkah penting yang sebaiknya dilakukan secara rutin. Dengan melakukan pemeriksaan sederhana, kita dapat mendeteksi masalah sejak awal sebelum berkembang menjadi bahaya yang lebih besar.

Berikut adalah beberapa cara praktis yang dapat dilakukan untuk memeriksa kebocoran listrik di rumah dengan aman.

1. Amati Tagihan Listrik

Pernah merasa pemakaian biasa saja, tapi tagihan melonjak? Itu bisa adalah tanda dari adanya arus yang keluar tanpa kita gunakan. Lonjakan yang tidak wajar sebaiknya jangan disepelekan.

2. Perhatikan Kinerja MCB

MCB (sakelar pengaman listrik) sering turun sendiri? Hal ini merupakan reaksi dari sistem karena ada kebocoran atau arus pendek listrik. Kalau ini terjadi berulang kali, jangan dipaksakan untuk tetap menyalakan saklar, lebih baik cari tahu penyebabnya terlebih dahulu.

3. Gunakan Obeng Tespen

Alat kecil ini bisa membantu mendeteksi adanya arus pada permukaan logam atau kabel. Matikan semua perangkat terlebih dahulu, lalu tempelkan tespen di titik yang dicurigai. Jika lampu tespen menyala padahal seharusnya tidak ada arus, kemungkinan terjadi kebocoran listrik.

4. Cek Kabel dan Stop Kontak

Kabel yang kulit luarnya mengelupas, meleleh, atau berubah warna bisa menjadi jalur bocor. Begitu juga stop kontak yang longgar atau berbau gosong. Jika menemukan tanda-tanda ini, sebaiknya segera ganti dengan yang baru dan sesuai standar.

5. Waspadai Gejala Setruman Listrik

Pernah menyentuh kulkas atau mesin cuci lalu terasa ada setruman kecil? Itu salah satu sinyal kuat adanya kebocoran listrik pada perangkat atau instalasi. Jangan dibiarkan, karena bisa membahayakan.

6. Gunakan Multimeter atau Clamp Meter

Jika mempunyai peralatannya, ukur arus yang mengalir. Ini cara yang lebih teknis, tapi hasilnya bisa lebih akurat. Jika tidak terbiasa, mintalah bantuan teknisi listrik supaya lebih aman.

Kebocoran listrik memang sering kali tidak terlihat secara kasat mata, tetapi dampaknya bisa sangat berbahaya jika diabaikan. Dengan mengenali gejalanya sejak dini dan melakukan pemeriksaan sederhana, Anda bisa melindungi rumah dari risiko korsleting, kerusakan peralatan elektronik, hingga kebakaran. Jangan ragu untuk memanggil teknisi listrik berpengalaman jika menemukan hal yang mencurigakan, karena keselamatan keluarga jauh lebih penting daripada sekadar menghemat biaya perbaikan.

Listrik memang memudahkan hidup kita, tapi bisa sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan hati-hati. Tersetrum listrik terjadi saat tubuh terkena aliran listrik, dan dampaknya bisa bervariasi, mulai dari rasa geli, luka bakar, hingga kematian mendadak, semua itu tergantung tegangan dan lama kontaknya.

Arus tegangan rendah umumnya hanya menyebabkan luka ringan di kulit, tapi jika mengenai bagian tubuh yang sensitif atau terlalu lama, bisa berakibat serius. Tegangan tinggi bahkan bisa menyebabkan luka bakar dalam, kerusakan otot dan saraf, hingga henti jantung. Arus sekecil 50 mikroampere saja sudah cukup mengganggu ritme jantung manusia.

Faktor lain seperti luka terbuka dan bagian tubuh yang terkena (misalnya dada atau kepala) juga memengaruhi tingkat keparahan. Sengatan listrik dapat menimbulkan gangguan pernapasan, cedera otot, hingga jatuh karena kejang otot. Karena itu, penting untuk tidak menganggap remeh risiko kesetrum meskipun listrik sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Untuk menghindari resiko tersetrum listrik, masyarakat perlu menerapkan beberapa langkah pencegahan sederhana namun penting. Berikut beberapa kiat praktis yang bisa dilakukan di rumah maupun tempat umum:

  • Periksa kondisi kabel secara rutin
  • Hindari menggunakan perangkat listrik dalam keadaan basah
  • Jangan menumpuk colokan terlalu banyak
  • Matikan listrik sebelum memperbaiki instalasi
  • Gunakan alat pelindung dan panggil teknisi jika ragu

Dengan menerapkan kiat sederhana di atas, banyak kecelakaan listrik dapat dicegah. Sebagai contoh, pastikan kabel terpasang rapi dan tidak menjuntai di lantai. Rutin memeriksa instalasi listrik oleh orang berpengalaman juga dianjurkan. Listrik memang berguna, tetapi keselamatan kita harus selalu diutamakan.

Gunakan Kabel Berkualitas untuk Keamanan Lebih

Satu hal yang sering diabaikan adalah kualitas kabel. Kabel yang mudah rusak bisa menyebabkan arus bocor dan korsleting. Itulah mengapa pemilihan kabel sangat penting untuk keamanan jangka panjang. Salah satu pilihan terbaik adalah Kabel Jembo. Dirancang dengan material tembaga murni dan isolasi kuat, Kabel Jembo tahan terhadap suhu, tekanan, dan usia pakai panjang. Dengan daya tahannya, risiko kebakaran atau kesetrum akibat kabel rusak bisa ditekan secara signifikan.

Secara keseluruhan, kesadaran akan bahaya korsleting listrik dan tindakan pencegahan dasar harus senantiasa ditanamkan dalam kebiasan kita. Dengan penerapan langkah-langkah sederhana di atas dan pemilihan komponen listrik yang berkualitas, kita dapat menjaga keselamatan diri dan keluarga. Ingatlah bahwa investasi pada kabel dan instalasi listrik bermutu, seperti Kabel Jembo, adalah langkah awal mencegah kecelakaan listrik yang lebih besar di masa depan.

RLI, Cikarang – Pernah terpikir kalau instalasi listrik yang tampak “sepele” di rumah sebenarnya bisa berdampak besar pada keselamatan keluarga? Di balik tembok dan langit-langit rumah, ada jaringan kabel yang harus dipasang dengan cermat. Dan ini bukan tugas yang bisa diserahkan kepada sembarang orang. Mengandalkan teknisi listrik bersertifikat bisa jadi keputusan kecil yang menyelamatkan Anda dari risiko besar.

Resiko jika instalasi listrik tidak berstandar resmi

  • Korsleting Listrik: Pemasangan kabel yang salah atau tidak rapi mudah memicu arus pendek (korsleting). Akibatnya peralatan elektronik bisa rusak. Korsleting yang tidak ditangani juga bisa menimbulkan percikan api dan memicu kebakaran.
  • Kebakaran: Arus listrik yang tidak terkendali akibat kesalahan instalasi bisa membuat suhu meningkat hingga membakar benda di sekitarnya. Banyak kasus kebakaran rumah yang berawal dari sambungan kabel yang keliru.
  • Keselamatan diri: Akibat paling fatal dari instalasi sembarangan adalah bahaya pada keselamatan penghuni. Listrik yang tersengat manusia bisa menyebabkan luka bakar parah, kejang, atau bahkan kematian.
  • Kerusakan Perangkat: Kesalahan pemasangan sering kali menyebabkan gangguan sistem listrik. Peralatan rumah tangga bisa cepat rusak atau tidak berfungsi optimal akibat tegangan tidak stabil. Hal ini akhirnya menambah pengeluaran karena harus mengganti atau memperbaiki alat elektronik.
  • Pelanggaran Standar: Instalasi tidak berlisensi biasanya tidak memenuhi standar keamanan (PUIL, SNI, dll). Hal ini meningkatkan risiko kecelakaan listrik. Contohnya, pemasangan dekat sumber air atau kabel berkapasitas kecil di area beban tinggi adalah pelanggaran yang berbahaya. Oleh karena itu sangat penting instalasi dilakukan oleh ahli terlatih sesuai regulasi.

Manfaat menggunakan teknisi listrik bersertifikat

  • Keamanan Terjamin: Teknisi bersertifikat telah diuji kompetensinya. Mereka memasang sistem sesuai standar keamanan (PUIL/SNI) dan mengetahui prosedur proteksi.
  • Kualitas Instalasi dan Efisiensi: Ahli berlisensi menggunakan material berkualitas tinggi dan bersertifikat SNI yang sesuai kebutuhan listrik rumah Anda.
  • Kepatuhan Regulasi: Teknisi resmi memahami aturan pemerintah terkait instalasi. Semua pekerjaan dilakukan sesuai ketentuan (PUIL, persyaratan PLN, izin bangunan, dsb).
  • Jaminan Kualitas dan Garansi: Banyak teknisi bersertifikat memberikan garansi hasil kerja. Artinya, jika ada masalah setelah pemasangan (misalnya korsleting atau kerusakan komponen), mereka akan memperbaikinya tanpa biaya tambahan dan siap melakukan perbaikan hingga tuntas.
  • Profesionalisme dan Keselamatan Kerja: Teknisi berlisensi tentu lebih terbiasa memakai alat pelindung (helm, sarung tangan isolasi, sepatu khusus) dan mengikuti prosedur keselamatan kerja. Mereka juga mengetahui aturan keamanan PUIL dan menerapkannya, sehingga penginstalan dilakukan dengan tingkat risiko yang lebih rendah.

Tips memilih teknisi listrik terpercaya

  • Rekam Jejak dan Pengalaman: Pilih teknisi atau perusahaan yang memiliki pengalaman dan rekam jejak baik. Minta referensi atau cek ulasan pelanggan sebelumnya. 
  • Lisensi dan Sertifikasi Resmi: Pastikan teknisi tersebut tersertifikasi resmi. Sertifikat resmi (misal Sertifikat K3 Listrik, Kompetensi Instalasi Listrik Domestik) menunjukkan bahwa ia telah lulus uji kompetensi. Jangan ragu meminta nomor sertifikat atau menanyakan kapan dan di mana ia dilatih.
  • Kualitas Material dan Standar Keselamatan: Periksa apakah teknisi menggunakan komponen berkualitas (kabel dan peralatan dengan label SNI). Teknisi andal juga akan menggunakan APD (helm, sarung tangan isolasi, sepatu tahan listrik) saat bekerja. Material standar dan prosedur keselamatan yang tepat menjaga instalasi Anda lebih awet dan bebas risiko.
  • Estimasi Biaya dan Garansi: Sebelum mulai kerja, mintalah estimasi biaya dan jadwal yang jelas. Tanyakan juga tentang jaminan pekerjaan. Teknisi yang profesional akan memberi garansi atau pelayanan purna jual jika ada kerusakan. Jaminan ini penting agar Anda tidak menanggung rugi sendirian bila terjadi masalah.
  • Komunikasi yang Jelas: Pilih teknisi yang responsif dan mau menjelaskan rencana kerja. Komunikasi yang baik memudahkan Anda memahami apa yang akan dilakukan dan mengurangi kesalahpahaman. Jika teknisi susah dihubungi atau kurang kooperatif, lebih baik cari pilihan lain.
  • Tanyakan Estimasi Waktu: Profesional biasanya memberikan jadwal pengerjaan yang masuk akal dan tidak menunda-nunda. Hindari teknisi yang memberi harga murah tapi menyelesaikan pekerjaan lama tanpa alasan jelas.