Entries by Chika

Kabel Listrik Ramah Lingkungan: Mengenal Standar RoHS

RLI, Cikarang – Kesadaran terhadap lingkungan kini semakin meningkat di berbagai sektor, termasuk dalam dunia kelistrikan. Jika dulu kabel listrik hanya dinilai dari segi kekuatan dan daya hantarnya, kini masyarakat juga mulai memperhatikan aspek lingkungan dan keamanan bahan yang digunakan. Salah satu standar penting yang berkaitan dengan hal ini adalah RoHS. Namun, tak banyak yang tahu apa itu sebenarnya arti RoHS dan mengapa standar ini penting?

Apa Itu RoHS?

RoHS merupakan singkatan dari Restriction of Hazardous Substances, yaitu sebuah standar internasional yang membatasi penggunaan bahan berbahaya dalam produk elektronik dan listrik. Standar ini pertama kali diberlakukan di Uni Eropa pada tahun 2003 dengan tujuan mengurangi dampak negatif bahan kimia berbahaya terhadap manusia dan lingkungan.

Dalam konteks kabel listrik, standar RoHS memastikan bahwa kabel tersebut tidak mengandung zat-zat berbahaya seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), kadmium (Cd), kromium heksavalen (Cr6+), serta dua jenis senyawa bromin yang biasa ditemukan pada bahan plastik, yaitu PBB dan PBDE.

Dengan menerapkan standar ini, produsen diwajibkan menggunakan bahan isolasi dan pelindung kabel yang aman, tidak mencemari tanah, air, atau udara, serta tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi pengguna.

Mengapa Standar RoHS Penting?

1. Melindungi Kesehatan Manusia
Bahan beracun seperti timbal dan merkuri dapat menyebabkan gangguan saraf dan masalah kesehatan serius jika terpapar dalam jangka panjang. Kabel berstandar RoHS membantu mengurangi potensi paparan bahan berbahaya tersebut di lingkungan sekitar rumah dan tempat kerja.

2. Ramah Lingkungan
Kabel yang tidak sesuai RoHS berisiko mencemari tanah atau air saat dibuang. Dengan bahan yang lebih aman, kabel RoHS membantu mendukung konsep green technology dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

3. Kualitas dan Keamanan Terjamin
Standar RoHS tidak hanya soal lingkungan, tetapi juga menjamin kualitas kabel secara keseluruhan. Produk yang memenuhi standar ini biasanya memiliki daya tahan tinggi, isolasi yang lebih stabil, dan aman terhadap panas maupun arus berlebih.

4. Mengikuti Regulasi Global
Banyak negara kini mewajibkan penggunaan produk listrik dan elektronik yang memenuhi standar RoHS. Dengan demikian, produk berstandar ini dapat diterima di pasar internasional dan dianggap lebih bernilai tinggi secara global.

RoHS bukan sekadar label teknis, melainkan simbol tanggung jawab terhadap keamanan, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan. Dengan memilih kabel listrik yang telah memenuhi standar RoHS, kita ikut berperan dalam menciptakan sistem kelistrikan yang lebih aman dan ramah lingkungan.

Oleh karena itu, saat membeli kabel untuk rumah, kantor, atau proyek, pastikan produk tersebut memiliki sertifikasi RoHS dan SNI. Pilihan cerdas hari ini akan menjadi investasi bagi keselamatan dan kelestarian bumi di masa depan.

Hemat Listrik Rumah Dimulai dari 6 langkah mudah

RLI, Cikarang – Tagihan listrik yang terus naik sering bikin pusing. Apalagi kalau di rumah banyak perangkat elektronik yang menyala hampir seharian. Tapi tenang, ada banyak cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menghemat listrik tanpa harus hidup dalam gelap atau kepanasan!

Berikut beberapa tips hemat listrik yang bisa kamu praktikkan di rumah mulai hari ini:

1. Gunakan Lampu Hemat Energi

Mulailah dari hal kecil seperti mengganti lampu biasa dengan lampu LED. Lampu LED mengonsumsi daya jauh lebih kecil tapi memberikan pencahayaan yang sama (bahkan lebih terang). Meski harganya sedikit lebih mahal di awal, umur pakainya bisa 10 kali lebih lama, jadi lebih hemat dalam jangka panjang.

2. Matikan Listrik atau Cabut Colokan Saat Tidak Digunakan

Kebiasaan kecil yang sering diabaikan ini ternyata berdampak besar. Perangkat seperti charger handphone, televisi, atau dispenser akan tetap mengonsumsi listrik meski dalam kondisi standby. Biasakan untuk mencabut kabel setelah digunakan. Selain hemat listrik, langkah ini juga mengurangi risiko korsleting.

3. Pastikan Instalasi Listrik Aman dan Efisien

Usaha menghemat listrik akan terbuang percuma jika instalasi rumahmu boros energi atau berisiko korsleting. Gunakan kabel berkualitas dengan daya hantar tinggi agar tidak ada energi yang terbuang karena resistansi atau hambatan yang muncul saat arus listrik mengalir melalui suatu penghantar (seperti kabel).

4. Gunakan Smart Plug

Sekarang banyak tersedia perangkat smart plug atau stop kontak pintar yang bisa diatur waktunya. Misalnya, kamu bisa atur agar pompa air otomatis mati setelah 10 menit atau lampu taman menyala hanya saat malam hari. 

5. Manfaatkan Cahaya dan Udara Alami

Bukalah jendela dan tirai di pagi hingga sore hari untuk pencahayaan alami. Selain membuat rumah lebih terang dan segar, kamu juga bisa mengurangi penggunaan lampu dan AC. Ventilasi yang baik membuat ruangan tidak pengap tanpa harus menyalakan pendingin ruangan.

6.Gunakan Peralatan Elektronik Dengan Bijak

Mesin cuci, setrika, dan rice cooker termasuk alat dengan konsumsi daya tinggi. Gunakan mesin cuci saat beban penuh, hindari setrika sedikit-sedikit, dan pastikan atur suhu AC pada kisaran 24–26°C, karena setiap penurunan 1°C bisa meningkatkan konsumsi listrik hingga 5%. Dengan penggunaan yang bijak kamu bisa lebih menghemat listrik di rumah.

 

Kabel Berkualitas, Kunci Efisiensi Energi

Tahukah kamu, penggunaan kabel yang tepat tidak hanya penting untuk keselamatan, tapi juga bisa membantu penghematan listrik? Kabel dengan konduktor tembaga murni dan isolasi berkualitas tinggi mampu menyalurkan arus listrik dengan lebih efisien.

Kabel Jembo adalah produk kabel yang sudah berstandar SNI, tahan panas, dan memiliki kualitas penghantar yang stabil. Oleh karena itu, arus listrik tidak banyak terbuang, dan perangkat elektronik pun bekerja lebih optimal.

Sobat bisa memesan langsung melalui PT Rumah Listrik Indonesia (RLI), yang merupakan mitra resmi Jembo yang menyediakan produk original, harga terbaik, dan layanan profesional untuk semua kebutuhan listrik rumah maupun proyek.

Hindari Risiko Proyek! Jangan Salah Pilih Kabel Listrik

RLI, Cikarang – Dalam industri konstruksi, keberhasilan sebuah proyek tidak hanya ditentukan oleh kekokohan struktur atau kualitas material bangunan. Ada satu elemen yang sering kali dianggap sepele, tetapi memiliki dampak besar terhadap keamanan dan kelancaran proyek, yaitu kabel listrik. Bagi kontraktor, kabel bukan sekadar material tambahan, melainkan urat nadi yang menghidupkan seluruh sistem kelistrikan dalam gedung atau infrastruktur yang dibangun.

Kesalahan dalam memilih kabel listrik dapat menimbulkan berbagai risiko, mulai dari keterlambatan proyek, kerugian finansial, hingga ancaman keselamatan pekerja maupun pengguna akhir. Oleh karena itu, kontraktor harus cermat dalam menentukan jenis kabel yang digunakan pada setiap proyek.

Risiko Kabel yang Tidak Sesuai Standar

Penggunaan kabel dengan kualitas rendah atau tidak memenuhi standar nasional (SNI) berpotensi menimbulkan masalah serius. Beberapa risiko yang perlu diwaspadai antara lain:

Korsleting dan Kebakaran
Isolasi kabel yang tipis dan mudah rusak dapat memicu hubungan arus pendek. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berujung pada kebakaran yang merugikan secara material dan reputasi.

Keterlambatan Proyek
Jika kabel yang dipasang tidak sesuai spesifikasi dan harus diganti, proyek dapat terhambat. Kontraktor akan kehilangan waktu dan tenaga, bahkan bisa terkena penalti akibat keterlambatan.

Biaya Tambahan
Kabel yang tidak tahan lama akan memerlukan perbaikan atau penggantian berulang. Akibatnya, biaya proyek akan membesar.

Reputasi yang Terganggu
Bagi kontraktor, kepercayaan klien adalah aset utama. Pemasangan kabel yang bermasalah bisa menurunkan kredibilitas di mata pemilik proyek dan mengurangi peluang mendapatkan pekerjaan berikutnya.

Pentingnya Kabel Bersertifikat SNI

Di Indonesia, penggunaan kabel bersertifikat SNI merupakan keharusan, terutama untuk proyek yang melibatkan pihak ketiga seperti PLN, pengembang properti, maupun pemerintah. Kabel SNI telah melalui uji kualitas dan keselamatan sehingga lebih terjamin dalam hal ketahanan isolasi, kapasitas hantar arus, dan keamanan instalasi.

Bagi kontraktor, menggunakan kabel SNI berarti:

– Meminimalkan risiko penolakan saat serah terima proyek.

– Memastikan instalasi sesuai regulasi Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

– Mengurangi potensi klaim garansi akibat kerusakan instalasi listrik.

Agar proyek berjalan efisien, kontraktor sebaiknya bekerja sama dengan mitra resmi penyedia kabel Jembo yang sudah ber SNI seperti PT Rumah Listrik Indonesia, yang mejamin:

Ketersediaan Stok – Progres proyek tidak terganggu karena kabel selalu tersedia.

Produk Asli Jembo – Kabel yang dipasok sudah dipastikan berkualitas, sesuai standar SNI, dan bebas dari risiko barang KW.

Pengiriman Tepat Waktu – Jadwal proyek dapat dipertahankan tanpa khawatir keterlambatan karena pengiriman kabel.

Dukungan Teknis – PT Rumah Listrik Indonesia dapat memberikan saran terkait jenis kabel yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek.

Sebagai kontraktor, memilih kabel listrik yang tepat adalah langkah strategis untuk menjaga kelancaran proyek, keamanan instalasi, dan kepuasan klien. Menggunakan kabel berkualitas bukan hanya soal mematuhi regulasi, tetapi juga tentang membangun reputasi profesional yang berkelanjutan.

Mengapa Kabel Bisa Meledak? Memahami Penyebab dan Pencegahannya

RLI, Cikarang – Kabel listrik merupakan komponen vital dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, kantor, maupun industri. Namun, tidak jarang kita mendengar kabar terjadinya ledakan atau kebakaran yang dipicu oleh kabel. Pertanyaan yang sering muncul adalah: mengapa kabel bisa meledak? Dari pertanyaan ini kita perlu meninjau beberapa faktor utama yang memengaruhi keamanan kabel, mulai dari kelebihan beban listrik (overload), korsleting, hingga kualitas kabel yang buruk.

1. Overload: Beban Listrik yang Berlebihan

Salah satu penyebab paling umum kabel meledak adalah overload atau beban berlebih. Kabel memiliki kapasitas hantar arus yang terbatas. Jika arus listrik yang melewati kabel melebihi batas kemampuan, maka kabel akan panas berlebihan.

Dalam jangka waktu tertentu, panas ini akan merusak lapisan isolasi kabel, membuatnya rapuh dan mudah terbakar. Pada kondisi ekstrem, isolasi yang terbakar dapat memicu ledakan kecil disertai percikan api. Fenomena ini sering terjadi ketika satu stop kontak dipaksa menyalakan banyak perangkat berdaya tinggi secara bersamaan, seperti AC, kulkas, dan mesin cuci.

2. Korsleting Listrik

Korsleting listrik adalah kondisi ketika arus mengalir langsung dari kabel fasa ke kabel netral tanpa melalui beban. Hal ini bisa terjadi jika lapisan isolasi kabel rusak atau terkelupas, sehingga kedua inti kabel bersentuhan.

Korsleting menghasilkan arus sangat besar dalam waktu singkat. Akibatnya, kabel dapat mengeluarkan percikan api, suara ledakan, bahkan memicu kebakaran. Kasus korsleting inilah yang paling sering diberitakan sebagai penyebab kebakaran rumah maupun gedung.

3. Kualitas Kabel yang Buruk

Tidak semua kabel dibuat dengan standar yang sama. Kabel berkualitas rendah biasanya memiliki inti tembaga campuran atau diameter yang lebih kecil dari standar. Selain itu, lapisan isolasi yang tipis membuat kabel rentan rusak ketika terpapar panas, lembap, atau tekanan mekanis.

Kabel semacam ini ibarat “bom waktu” di instalasi listrik. Saat digunakan terus-menerus, terutama pada beban tinggi, kabel bisa cepat panas, meleleh, lalu meledak. Oleh karena itu, pemilihan kabel dengan standar SNI dan IEC sangat penting untuk menjamin keamanan.

Pencegahan: Investasi untuk Keselamatan

Ledakan kabel dapat dicegah dengan langkah sederhana namun penting:

  • Gunakan kabel berstandar SNI dan IEC, seperti Kabel Jembo, yang telah teruji ketahanan dan keamanannya.
  • Pastikan instalasi listrik dilakukan oleh tenaga ahli bersertifikat.
  • Hindari penggunaan stop kontak berlebih pada satu titik.
  • Lakukan pemeriksaan rutin instalasi, terutama di area dengan kelembapan tinggi.

Kabel yang meledak bukanlah peristiwa mendadak tanpa sebab, melainkan akibat dari overload, korsleting, atau kualitas kabel yang buruk. Dengan memilih kabel berstandar resmi dan melakukan instalasi sesuai aturan, kita dapat mencegah risiko kebakaran maupun kerusakan serius. Investasi pada kabel berkualitas adalah investasi pada keselamatan jangka panjang.

Jenis-Jenis Pengujian Kabel untuk Menjamin Keamanan dan Kualitas

RLI, Cikarang – Tahukah kamu, tidak semua kabel memiliki kualitas yang sama. Untuk memastikan sebuah kabel benar-benar aman, tahan lama, dan sesuai standar nasional dan internasional, perlu dilakukan serangkaian uji kabel (cable testing) di laboratorium khusus.

Artikel ini membahas empat jenis pengujian kabel utama, yaitu flame test, UV test, water resistance test, dan bend test. Keempat pengujian ini penting untuk memastikan kabel tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga aman digunakan di berbagai kondisi lingkungan.

1. Flame Test: Uji Tahan Api

Salah satu risiko terbesar dalam instalasi listrik adalah kebakaran. Flame test atau uji tahan api dilakukan untuk menilai kemampuan kabel dalam menahan api dan mencegah perambatan nyala. Jika kabel mudah terbakar, maka risiko kebakaran pada gedung atau fasilitas industri akan meningkat drastis.

Kabel yang lulus flame test terbukti lebih aman digunakan di area berisiko tinggi seperti gedung publik, pabrik, dan transportasi. Selain itu, uji ini juga menjadi syarat wajib untuk memenuhi persyaratan lulus uji hambat api (fire-retardant test) berdasarkan standar IEC 60332-1, yang memastikan kabel memenuhi kriteria keamanan.

2. UV Test: Uji Ketahanan Sinar Ultraviolet (UV)

Kabel yang digunakan di luar ruangan sering terpapar sinar matahari langsung. Paparan sinar ultraviolet (UV) dalam jangka panjang dapat merusak material kabel, membuatnya getas, rapuh, dan akhirnya retak.

Melalui UV test, produsen dapat memastikan kabel mampu bertahan dari paparan sinar matahari tanpa kehilangan fungsi. Kabel yang lolos uji UV memiliki umur pakai lebih panjang, serta lebih aman digunakan pada instalasi luar ruangan seperti penerangan jalan, panel surya, dan jaringan listrik outdoor.

3. Water Resistance Test: Uji Ketahanan Terhadap Air

Lingkungan lembap atau basah bisa menjadi musuh besar bagi kabel listrik. Air dapat merusak isolasi kabel, memicu korosi, bahkan menimbulkan korsleting. Oleh karena itu, dilakukan water resistance test untuk menilai ketahanan kabel terhadap air dan kelembapan.

Dalam uji ini, kabel ditempatkan dalam berbagai kondisi, mulai dari perendaman langsung, kelembapan tinggi, hingga variasi suhu. Kabel yang dinyatakan lolos bisa digunakan untuk aplikasi bawah tanah, area laut, hingga lingkungan dengan kelembapan ekstrem. 

4. Bend Test: Uji Fleksibilitas Kabel

Tidak semua instalasi listrik menggunakan kabel yang statis, sebagian justru harus tahan terhadap pergerakan. Pada industri seperti mesin manufaktur, kabel sering mengalami tekukan berulang. Karena itu, dilakukan bend test untuk mengukur fleksibilitas kabel.

Dalam uji ini, kabel dibengkokkan berkali-kali pada sudut tertentu, bahkan hingga ribuan kali, untuk meniru kondisi penggunaan nyata. Kabel yang fleksibel akan lebih mudah dipasang, lebih awet, serta membantu mengurangi biaya perawatan di masa depan.

Pengujian kabel bukan sekadar prosedur teknis, melainkan jaminan keamanan dan kualitas. Dengan melalui flame test, UV test, water resistance test, dan bend test, kabel dapat dipastikan memiliki daya tahan tinggi dan aman digunakan di berbagai kondisi.

Bagi konsumen, memilih kabel yang sudah teruji sangat penting untuk mengurangi risiko kebakaran, korsleting, maupun kerusakan sistem listrik. Dengan kata lain, pengujian kabel adalah investasi untuk keselamatan, keandalan, dan efisiensi jangka panjang.

Kabel Jembo, sebagai kabel berstandar SNI dan IEC, telah melewati berbagai uji kualitas di laboratorium sehingga terbukti andal untuk kebutuhan instalasi rumah, gedung, maupun proyek industri.

Dengan demikian, pengujian kabel tidak hanya menjamin keselamatan, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang dalam keandalan dan efisiensi sistem listrik. Dengan menggunakan kabel Jembo yang terjamin mutunya, Anda mendapatkan perlindungan lebih baik sekaligus kualitas instalasi yang tahan lama.